Friday, 16 September 2016

MODIFIKASI ENZIMATIS TEPUNG BIJI NANGKA (Artocarpus Heterophyllus Lamk)

PENGARUH MODIFIKASI SECARA ENZIMATIS MENGGUNAKA ENZIM a-AMILASE DARI KECAMBAH KACANG HIJAU TERHADAP KARAKTERISTIK TEPUNG BIJI NANGKA (Artocarpus Heterophyllus Lamk)

Asvif Ma’rufah*, Rita Dwi Ratnani, Indah Riwayati
 Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Wahid Hasyim
Jl. Menoreh Tengah X/22, Sampangan, Semarang 50236.
*Email: asvifm@gmail.com

Abstrak
Biji buah nangka merupakan limbah buah nangka yang cukup melimpah yang  pemanfaatannya masih minim. Dengan kandungan gizi yang cukup tinggi,biji nangka berpotensi untuk dimanfaatkan sebagai tepung. Berbagai penelitian dari bahan-bahan tepung biji nangka telah dilakukan, tetapi modifikasi tepung biji nangka belum dilakukan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji pengaruh variable proses modifikasi yang meliputi waktu inkubasi dan persentase enzim a-amilase yang ditambahkan terhadap karakteristik tepung biji nangka termodifikasi, serta untuk mengetahui kondisi optimum proses modifikasi. Proses modifikasi tepung biji nangka dilakukan dengan menambahkan enzim a-amilase dari kecambah kacang hijau yang telah di blender kedalam 180 gr tepung biji nangka, perbandingan kecambah kacang hijau dan air  1:1. kemudian diinkubasi pada suhu 30 oC selama waktu yang telah ditentukan, selanjutnya dikeringkan pada suhu 40 oC, setelah itu diayak dan dianalisis hasilnya. Variasi waktu inkubasi 1; 2; 3; 4; 5; 6; 7 hari, sedangkan variasi konsentrasi enzim yang ditambahkan 5%,10%,15%,20%,25% 30%, dan 35% (% b/b). Hasil penelitian menunjukan waktu inkubasi optimum pada modifikasi tepung biji nangka menggunakan enzima-amilase adalah dua hari. Pada waktu tersebut dihasilkan kadar protein tertinggi, yaitu 14.57%, kadar lemak 0.42%, kadar serat2.57% , kadar abu 0.7%, kadar air 10%, DSA 31%, dan DSM 12.25%. Sedangkan  konsentrasi enzim optimum pada modifikasi tepung biji nangka menggunakan enzima-amilase adalah pada penambahan enzim 35% . pada konsentrasi tersebut dihasilkan kadar protein tertinggi, yaitu 17,59%, kadar lemak 0,34%, kadar serat 2,16% , kadar abu 0.73%, kadar air 10.15%, DSA 33%, dan DSM 11%.

Kata kunci: Tepung Biji Nangka, Modifikasi Tepung, Modifikasi Enzimatis



1. PENDAHULUAN
Biji buah nangka merupakan limbah buah nangka yang cukup melimpah dan kandungan gizinya cukup banyak. Jika dilihat dari komposisi gizinya, biji nangka memiliki komposisi gizi yang cukup tinggi. Buah nangka mengandung protein sebesar 4,2 %, karbohidrat sebesar 36,7 %, serat sebesar 2,74 %, lemak sebesar 0,1 % serta komponen gizi lainnya seperti kalsium,fosfor, besi, vitamin B1, dan vitamin C. Menurut Rukmana (2002) dalam Wadlillah (2010), biji nangka mengandung karbohidrat yang cukup tinggi dan berpotensi untuk diolah menjadi produk pangan. Hal ini memungkinkan pemanfaatan biji nangka diolah menjadi tepung biji nangka (Soenardi (2002) dalam Wadlillah, 2010) Berbagai penelitian dari bahan-bahan tepung biji nangka telah dilakukan seperti kerupuk tepung biji nangka (Yulianingrum (2000) dalam Wadlillah, 2010), kue onde-onde tepung biji nangka (Supriadi, 2014), kue bolu kukus dari tepung biji nangka (Wadlilall, 2010). Pembuatan bakso ikan dengan tepung biji nangka (Yunari, 2012). Selanjutnya kajian tentang sifat fisik dan  kimia tepung biji nangka juga telah dilakukan sebelumnya (Widya, 2009), tetapi modifikasi tepung biji nangka belum dilakukan.

Modifikasi tepung biji nangka dilakukan untuk  menghasilkan tepung biji nangka sebagai bahan pangan produk baru yang bermutu tinggi. Modifikasi tepung dapat dilakukan dengan beberapa metode, salah satunya adalah dengan metode modifikasi enzimatis. Modifikasi enzimatis dapat dilakukan dengan menggunakan enzim a-amilase (Suarni, dkk, 2007). Modifikasi tepung biji nangka menggunakan enzim a-amilase dapat memperpendek rantai amilosa maupun amilopektin. Salah satu tanaman yang mengandung enzim tersebut adalah kacang hijau yang sudah berkecambah. 


UNTUK LEBIH JELASNYA LAGI SILAHKAN UNDUH PAPER SAYA 
DENGAN KLIK LINK DIBAWAH INI


SEMOGA BERMANFAAT


No comments:

Post a Comment